Menyapih dengan cinta, Weaning with love ❤

Menyapih si Adik dengan cinta ‘Weaning with love’

Assalamualaikum teman teman setia pembaca blog aku. Aku mau sharing lagi ni tentang pengalaman menyapih anak ku yang kedua. Proses sapih tanpa pait-paitan atau white lie lainnya, tanpa ‘jampe’ yang biasa dilakukan orang tua jaman dulu. Hehe .. coba kalau kita tanyakan pada orang tua kita dulu saat kita disapih ?. pasti ada yang menggunakan lipstik atau dioles balsem atau seperti mama ku dulu yang menggunakan olesan brotowali supaya aku berhenti menyusui. Tapi apa hasilnya? aku malah tetep menyusui dan jadi suka jamu dongg.. hahahahahhaha .. tuuu kann jadi sebenernya manjur ga sih cara-cara seperti itu membuat anak kita mau pelan-pelan untuk berhenti menyusui.

            Mengenai proses berhentinya anak kita menyusui, saat ini lebih dikenal dengan ‘Weaning With Love’. Proses menyapih dengan cinta, tanpa memaksa. Proses menyusui bukan hanya memberi susu pada anak saat lapar atau haus lagi, tapi ada proses lebih dalam lagi dalam proses menyusui yaitu membentuk ikatan ‘bonding’ antara ibu dan anak. Ikatan antara ibu dan anak yang memberikan rasa nyaman, aman, bahagia yang terjalin dalam proses menyusui. Dari kontak fisik yang terjadi, saat menyusui sang ibu sambil menatap mata bayi, sambil mengelus sang bayi, bahkan mungkin bisa sambil berdendang atau berbincang kecil dengan sang bayi. Proses yang panjang sekali yang dilewati sang ibu dan anak dalam proses menyusui tersebut, maka butuh proses yang baik juga untuk bisa membuat anak bisa beradaptasi untuk pelan-pelan berhenti menyusui.

            Moms semua ngerasa galau ga sih kalo udah waktunya harus menyapih anak-anak kita?. Setelah banyak proses yang sudah dilewati bersama saat menyusui salah satunya lecet puting, ASI masih sedikit lalu kita banyak makanan ini itu supaya ASI banyak atau saluran ASI Tersumbat ‘ini kejadian pas anak kedua ku, di Hari ke-3 Asi yang sudah mulai keluar tapi tersumbat sehingga membuat payudara jadi bengkak.Duhhhh.. kalo diinget rasanya sakit banget deh .. huhu... ditambah lagi kita ga bisa ngapa2in ga sih kalo anak udah bangun dan waktunya nenen, mau ga mau yang lagi nyuci baju nyuci piring, lagi asik ngobrol sama tetangga, hahahaha.. kudu medadak berhenti seketika karena anak bayi udah nangis minta nenenn buibuuuu. Hahahahahah.. trus ga kerasa anaknya udah mau 2 tahun, waktunya kita melanjutkan di fase berikutnya yaitu menyapih.

           Dalam laman Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) diceritakan bahwa menyapih tidak harus selalu dengan deraian air mata dan aneka drama. Menyapih bukanlah proses melepas bonding, namun mempererat bonding dengan cara yang berbeda.  Memasuki umur 20 bulan, aku dan suami sudah mulai mempersiapkan diri untuk menyapih anak. Yup , dalam proses menyapi itu, bukan hanya ibu yang berperan tapi ayah pun ikut serta dalam prosesnya ya.

Hal-hal yang saya lakukan saat weaning with love atau gentle weaning pada anak kedua yaitu;

1. Pastikan Ayah dan ibu sudah siap dalam proses menyapih.
2. Si anak sudah menunjukan tanda-tanda siap untuk berhenti menyusui, tiap anak tentu punya ciri- ciri yang berbeda beda ya, misalnya kalau anak ku, waktu itu sudah mulai berkurang waktu menyusuinya , anak ku sudah banyak makan dan hanya ingat waktu menyusui saat mengantuk aja.
3. Kondisi lingkungan yang mendukung. Hal ini tetep penting sih ya, karena di era modern seperti ini, pola pengasuhan saat ini dengan pola pengasuhan jaman tetua dulu berbeda, ada aja pasti dalam proses menyapih ini, entah orangtua kita atau siapa pun bisa memiliki pendapat yang mungkin berbeda dengan cara yang akan kita lakukan untuk menyapih anak kita.
4. Saat Ayah Ibu dan si anak sudah siap, maka yang harus dilakukan orangtua adalah ‘Sounding’ kepada anak, misalnya ‘Adeee... udah mau 2 tahun, ade sudah besar sudah pintar, jadi No no nenen lagi ya ‘ . aku dan suami sounding trus ke anak ku.
5. Mengurangi waktu menyusui si anak, aku menyapih anak ku di umur 2 tahun pas. 1 bulan setelah 2 tahun sudah mengatur waktu menyusui menjadi sehari hanya 2 kali.  Misal pagi atau siang dan sebelum tidur. Di 2 tahun 2 bulan alhamdulillah sudah berhasil tanpa nenen.
6. Lebih banyak waktu bermain selain dengan ibu. Pelan-pelan anak ku banyak bermain dengan ayah atau neneknya. Seringnya lagi, yang seharusnya jadwal menyusui 2x sehari kadang bisa cuma 1x.
7. Alihkan pelan-pelan untuk mengganti nenen dengan air minum atau susu kotak.
8. Pastikan sebelum tidur, anak dalam keadaan sudah kenyang. Atur pola makan dengan baik, agar anak terbiasa dengan makan makanan bergizi dan susu sebagai pelengkapnya. Ini proses yang aku lakuin saat harus menyapih anak pertama di umur 12 bulan karena saat itu kondisi sedang hamil muda dan kondisi rahim ga kuat kalau lanjut menyusui si kakak.
9. Gendong. Hal penting yang aku dan suami ku lakukan saat anak ku mulai gelisah atau mulai nangis.
10. Komitmen dan Sabar. Bismillah

Dalam prosesnya, beberapa kali anak ku nangis, saat anakku nangis, aku dan suami tetep ada di sampingnya, pelan-pelan kami ajak ngobrol sambil trus kami dampingi. Dalam 3 hari, ada proses anak ku gelisah dan nangis tapi tetep selalu aku dan suami temani sambil kami gendong, pelan-pelan kami tawarkan minum air putih atau susu kotak. Alhamdulillah ... prosesnya berjalan cukup 3 hari. Anakku sudah bisa tanpa nenen lagi ;D

Proses yang kukira sulit dan berat, alhamdulillah bisa dilewati dengan baik. Aku ga nyangka bisa ngelewatin ini semua. Alhamdulillah, Allah Maha Memudahkan segala prosesnya. Semangat buat para moms dan dads yang sedang dalam proses menyapih dengan cintanya, weaning with love.

Semangat Moms semuaaaaa ♥.......

.